MUSIKALISASI PUISI

1.

SAJAK ORANG LAPAR

WS. Rendra

 

Kelaparan adalah burung gagak
yang licik dan hitam
jutaan burung-burung gagak
bagai awan yang hitam

Allah!
burung gagak menakutkan
dan kelaparan adalah burung gagak
selalu menakutkan
kelaparan adalah pemberontakan
adalah penggerak gaib
dari pisau-pisau pembunuhan
yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin

kelaparan adalah batu-batu karang

di bawah wajah laut yang tidur
adalah mata air penipuan
adalah pengkhianatan kehormatan

seorang pemuda yang gagah akan menangis tersedu

melihat bagaimana tangannya sendiri
meletakkan kehormatannya di tanah
karena kelaparan
kelaparan adalah iblis
kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran

o Allah!

kelaparan adalah tangan-tangan hitam
yang memasukkan segenggam tawas
ke dalam perut para miskin

o Allah !

kami berlutut
mata kami adalah mata Mu
ini juga mulut Mu
ini juga hati Mu
dan ini juga perut Mu
perut Mu lapar, ya Allah
perut Mu menggenggam tawas
dan pecahan-pecahan gelas kaca

o Allah !

betapa indahnya sepiring nasi panas
semangkuk sop dan segelas kopi hitam

o Allah !

kelaparan adalah burung gagak
jutaan burung gagak
bagai awan yang hitam
menghalang pandangku
ke sorga Mu


2.

NASEHAT-NASEHAT KECIL ORANG TUA 

PADA ANAKNYA BERANGKAT DEWASA 

Taufik Ismail 



Jika adalah yang harus kau lakukan
Ialah menyampaikan kebenaran
Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikan
Ialah yang bernama keyakinan
Jika adalah yang harus kau tumbangkan
Ialah segala pohon-pohon kezaliman
Jika adalah orang yang harus kauagungkan
Ialah hanya Rasul Tuhan
Jika adalah kesempatan memilih mati
Ialah syahid di jalan Ilahi


 3.

HUJAN, ANGIN, DAN AKU.

Dhida Alwi


 Kau harus ada agar kutahu bedanya saat kau tak ada
Kau harus tak ada agar kurasa hadirmu saat kau ada.

Sekarang pikiranku riuh
Semua hendak melompat satu demi satu.
Berhamburan.
Perasaanku seperti igau yang sarat penanda
mengelilingi  hatiku yang dingin.

Di sini angin menemaniku. Kami saling berbisik sedari tadi.
Barangkali untuk menenangkan mataku yang liar.
Barangkali untuk menyemangati jiwaku yang letih.

"Mungkin kau tak harus ada, karena ada atau tak ada bagiku sama saja."

Sepi yang amis. Ramai yang pekat.
Selalu seperti itu. Berapa kali harus kukatakan. 

"Aku cinta hidupku dengan atau tanpamu."

Bukan karena angkuh seperti yang dibisikkan hatimu.
Seperti yang dituduhkan hatimu. Tak ada pilihan lain.

Angin mengirimkan petuahnya
dalam desau yang selalu membuatku rindu.

"Tak ada yang setia bahkan kesetian itu sendiri."
"Tak ada yang jujur bahkan kejujuran itu sendiri."

Pelan-pelan aku mengangguk.
Tak ada lasan untuk membenci petuahnya.

Jika aku salah, maka biarlah angin memaafkannya,
biarkan angin membawa pergi, hingga
tak sanggup kucuri lagi desaunya.

Kulihat hujan pulang tergesa-gesa
sebelum menabuhkan rinai yang kerap
kukecap di mulutku.

Dia pulang. Dia kecewa.
Kulihat dia membawa cinta di balik punggungnya.
Tetapi aku tak percaya cinta dalam hujan.

Maaf.



4. 

SAJAK ATAS NAMA

KH. Mustofa Bisri



Ada yang atasnama Tuhan melecehkan Tuhan
Ada yang atasnama negara merampok negara
Ada yang atasnama rakyat menindas rakyat
Ada yang atasnama kemanusiaan memangsa manusia
Ada yang atasnama keadilan meruntuhkan keadilan
Ada yang atasnama persatuan merusak persatuan
Ada yang atasnama perdamaian mengusik kedamaian
Ada yang atasnama kemerdekaan memasung kemerdekaan
Maka atasnama apa saja atau siapa saja
Kirimlah laknat kalian
Atau atasnamaKu perangilah mereka!
Dengan kasih sayang!

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak